SELAMAT DATANG di SALAMKU7

Kamis, 15 April 2010

Laporan KKn

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan salah satu pemanduan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan secara interdisipliner dan intrakulikuler serta menggunakan lintas sektoral. Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa memperoleh pengalaman bermasyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai bekal untuk terjun di masyarakat setelah mampu menyelesaikan masa studinya nantinya.
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan temetik kali ini secara khusus mengambil tema Pemberantasan Buta Aksara (PBA). Salah satu hambatan program dalam Buta Aksara ini karena kondisi kemiskinan yang masih membelit kepada penduduk dan masyarakat, baik kemiskinan absolut relatif maupun kultural. Di desa ini termasuk golongan tersebut, karena itu dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Jawa Tengah serta perguruan tinggi se Jawa Tengah bekerja sama dalam mempercepat pemberantasan buta aksara di Jawa Tengah sehingga obsesi Jawa Tengah terbebas dalam buta aksaran di tahun ini segera terealisasi.
Dalam upaya ini, penuntasan buta aksara membutuhkan tenaga, pikiran, semangat dan komitmen yang besar baik dari pemerintah dan seluruh masyarakat. Komitmen pemerintah sangat besar dalam berbagai program, inovasi dan kreasi yang secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk menuntaskan kemiskinan serta mencerdaskan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.

B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan
Tujuan penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional dalam target percepatan Pemberantasan Buta Aksara (PBA) di Jawa Tengah, yaitu melalui paket Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan maka tujuannya adalah :
1. Tujuan Umum :
a) Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang Pengabdian Masyarakat.
b) Mengenalkan aksara kepada masyarakat agar yang bersangkutan dapat membaca, menulis, dan berhitung.
c) Sebagai proses pendewasaan mahasiswa dalam berpikir, bersikap, berperilaku secara realistis dan akademis yang dilandasi dengan semangat dan komitmen yang tinggi untuk memberikan pengabdian terbaik bagi masyarakat.
d) Sebagai proses pembelajaran kepada mahasiswa dalam mengimplementasikan seperangkat teori yang telah diterima di bangku kuliah kepada masyarakat secara langsung.
e) Sebagai proses pendidikan bagi mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian dalam mengawal pembangunan serta memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap masa depan bangsa dan negara.
f) Membentuk sarjana yang berilmu, cakap, berbudi pekerti luhur, serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi atas kesejahteraan masyarakat maupun masa depan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
g) Membentuk sarjana penerus pembangunan yang mampu menghayati berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mampu mengembangkan pemikiran maupun penalaran untuk belajar memecahkan permasalahan yang kompleks secara pragmatis dan interdisipliner.
h) Mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat untuk menyesuaikan tuntutan pembangunan dan dinamika masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a) Melaksanakan program percepatan penuntasan buta aksara di Jawa Tengah.
b) Membantu pemerintah dalam upaya mewujudkan Jawa Tengah bebas buta aksara tahun 2008.

C. Rencana Kegiatan Program Tematik PBA
Dalam rancangan Program kegiatan Program Tematik PBA di lapangan yang dilaksanakan selama 45 hari, kami berencana melakukan kegiatan untuk memperoleh hasil pelaksanaan PBA sesuai dengan yang diharapkan sebagai berikut :
1. Perkenalan dengan Kepala Desa beserta Perangkat Desa dan Tokoh masyarakat
2. Pertemuan prakondisi dengan warga belajar
3. Penentuan jadwal pembelajaran dengan warga belajar. Jadwal pembelajaran dilaksanakan 3 kali dalam seminggu.
4. Membentuk kelompok belajar @ 5 warga belajar, sekaligus memulai proses pembelajaran
5. Konsultasi dengan DPL yang dilakukan 1 kali seminggu.
6. Evaluasi hasil pembelajaran
7. Penyerahan SUKMA yang akan dilaksanakan setelah evaluasi berakhir
8. Penyusunan laporan
9. Perpisahan dengan WB, Tutor, perangkat desa, dan warga sekitar
10. Pemberian kenang-kenangan kepada pemerintah desa.

D. Tempat Pelaksanaan Program Tematik PBA
Pelaksanaan Tematik PBA Universitas Terbuka tahun 2009 mengambil lokasi di Kab. Pati. Kami melaksanakan program tersebut di Kec. Sukolilo, tepatnya di Ds. Sukolilo yang dipimpin/dikepalai oleh Bapak Saronji, ST, sebagai kepala desa.
1. Batas-batas wilayah Desa Sukolilo
 Sebelah Utara : Kelurahan Gadudero
 Sebelah Selatan : Kelurahan Parang Paring
 Sebelah Barat : Kelurahan Batu Rejo
 Sebelah Timur : Kelurahan Tompe Gunung
2. Luas daerah kelurahan Sukolilo
Luas kelurahan Sukolilo 975.740 Ha, suhu rata-rata kelurahan SUkolilo 30oC, dengan dua perubahan musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kelurahan Sukolilo merupakan daerah pegunungan kapur dan sawah sebagai areal pertanian yang menghasilkan tanaman produksi yaitu, padi dan jagung.
3. Orbitrasi
Orbitrasi merupakan jarak dari pusat pemerintahan, meliputi :
 Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 10 km
 Jarak dari pusat pemerintahan kota administrative : 550 km
 Jarak dari ibukota Kotamadya Daerah Tingkat II : 27 km
 Jarak dari ibukota Propinsi Daerah Tingkat I : 51 km

4. Pembagian Wilayah
Kelurahan Sukolilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan SUkolilo Kabupaten Pati yaitu yang mempunyai 5 wilayah, yang masing-masing wilayah diketuai oleh ketua RW.
Tabel persebaran RT di kelurahan SUkolilo.
No Rukun Warga Ketua Jumlah RT
1. RW I Bapak Jaeni 5 RT
2. RW II Bapak Purnomo 6 RT
3. RW III Bapak Rusman Hadi 8 RT
4. RW IV Bapak Muaimin 7 RT
5. RW V Bapak Susanto 5 RT
Sumber : Data monografi Kelurahan Sukolilo per Oktober 2009.

E. Waktu pelaksanaan Program Tematik PBA
Waktu pelaksanaan Program Tematik PBA berlangsung selama 45 hari efektif mulai tanggal 12 September – 26 Oktober 2009. Selama kegiatan PBA berlangsung, setiap mahasiswa harus berada di lokasi yang telah di tentukan yaitu sejak bulan di izinkan secara resmi kepada pemerintah desa setempat sampai dengan selesainya program PBA.
Dalam waktu tersebut, mahasiswa menjalankan program observasi dan pendataan selama 1 minggu pertama. Proses pembelajaran berlangsung pada tanggal 27 September – 18 Oktober 2009, Evaluasi berlangsung pada tanggal 19 – 24 Oktober 2009.
Jangka waktu yang diberikan Universitas Terbuka kepada mahasiswa dalam pembuatan laporan adalah 3 hari setelah PBA selesai yaitu tanggal 30 Oktober – 1 November 2009.

F. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan
Sosialisasi dengan warga setempat di perlukan dalam langkah awal penyelenggaraan pendidikan keaksaraan. Dengan penjelasan yang jelas tentang kegiatan Pemberantasan Buta Aksara dan memberikan pengertian pentingnya pendidikan bagi warga, di harapkan kegiatan ini di dukung penuh oleh warga setempat, baik oleh calon warga belajar atau warga lain. Karena kegiatan ini di tujukan untuk orang dewasa (15 – 40 tahun) yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung. Sambutan positif dari warga menjadi hal yang paling penting. Warga yang mau bekerja sama diharapkan ikut serta dalam mensukseskan kegiatan ini. Dengan demikian, untuk mengajak warga agar bisa bekerja sama, keikutsertaan Mahasiswa dalam kegiatan kemasyarakatan seperti : Tahlilan, rembug desa, posyandu, membantu KBM di SD atau kegiatan sehari-hari warga setempat menjadi langkah yang bisa kita lakukan.
Kegiatan pembelajaran keaksaraan yang akan diadakan disesuaikan dengan metodologi keaksaraan fungsional, yaitu pembelajaran yang menitikberatkan pada minat dan kebutuhan warga belajar dengan memperhatikan konsep belajar untuk orang dewasa (androgogi) sebagai berikut :
a. Pembelajaran berorientasi pada masalah yang di hadapi warga belajar (problem oriented)
b. Pembelajaran berorientasi pada pengalaman sendiri warga belajar (experiences oriented)
c. Warga belajar bebas untuk belajar sesuai dengan pengalamannya, dan pengalaman bermakna (meaningfull) bagi warga belajar.
d. Tujuan pembelajaran di tentukan dan disetujui warga belajar melalui kontrak belajar (learning contract).
e. Warga belajar memperoleh umpan balik tentang pencapaian tujuan pembelajaran
f. Motivasi intrinsik menghasilkan pembelajaran lebih mudah diserap dan lebih permanen.
g. Bahan ajar lebih mudah di pelajari oleh WB atau sesuai dengan kebiasaannya.
h. Partisipasi aktif setiap WB dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki ingatan mereka.

BAB II
PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN


A. Pendataan Calon Warga Belajar
Pendataan calon warga belajar di lakukan sehari setelah penerjunan. Pendataan yang berlangsung selama 7 hari di lakukan dengan berbagai cara, diantaranya koordinasi dengan kepala desa yang diteruskan ke tiap-tiap RT, koordinasi dengan guru pioneer di desa Sukolilo, koordinasi dengan tim PLS di UPTD Kecamatan Sukolilo, dan juga dengan pendekatan secara personal (door to door) ke rumah masing-masing warga belajar, serta dilakukan sosialisasi pada setiap RW. Oleh karena itu, dari pendataan tersebut didapat data warga belajar valid sebanyak 5 orang. (data terlampir).

B. Pembentukan Kelompok Belajar
Data valid calon warga belajar yang didapat dengan metode yang telah disebutkan dan telah di-cross-check diklasifikasikan sesuai dengan alamat calon warga belajar. Klasifikasi warga sesuai dengan alamat tempat tinggal tersebut memudahkan dalam pembentukan kelompok belajar. Kesepakatan pembentukan kelompok belajar dilakukan dan didiskusikan bersama oleh tutor dan calon warga belajar.
Setelah mengadakan kesepakatan bersama dengan Warga Belajar, maka terbentuklah kelompok belajar dengan nama yaitu Kelompok Melati yang bertempat di rumah Bapak Sugeng RT 01 RW II.

C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok belajar keaksaraan fungsional, terdiri atas lima kegiatan yaitu diskusi, menulis, membaca, menghitung dan ketrampilan fungsional. Pelaksanaan tersebut bukanlah pelaksanaan yang baku melainkan pelaksanaan secara acak contohnya dimulai dari keterampilan kemudian belajar membaca, menulis, menghitung, mendengar, bicara dan seterusnya.
Banyak variasi tentang metode yang dapat digunakan tutor dalam membelajarkan WB. Ketepatan penggunaan beberapa metode dan teknik pembelajaran sangat tergantung dengan kemampuan dasar yang sudah dimiliki WB, serta minat dan kebutuhan WB. Oleh karena itu keanekaragaman metode bisa digunakan sesuai dengan situasi, kondisi, minat, dan kebutuhan WB.
Metodologi pembelajaran keaksaraan yang digunakan antara lain :
1. Menggunakan bahasa daerah setempat (lokal) sebagai bahasa pengantar agar warga belajar lebih cepat memahami materi pembelajaran.
2. Menggunakan materi pembelajaran berupa peristiwa atau permasalahan yang berasal dari WB
3. Memberi kesempatan kepada setiap warga belajar untuk menulis dan membaca sendiri sesuai dengan kemampuan dasar masing-masing.
4. Membantu warga belajar agar percaya diri dan merasa senang bahwa mereka bisa menulis dan membaca.
5. Mengajarkan ketrampilan menulis dan membaca sesuai dengan tingkat kemampuan warga belajar
6. Menggunakan sarana dan media pembelajaran seperti buku bacaan, booklet, leaflet, dll sesuai dengan tingkat kemampuan warga belajar.
7. Memberi semangat kepada setiap warga belajar untuk saling membantu warga belajar lainnya yang belum bisa menulis dan membaca.
8. Melakukan kegiatan pembelajaran menulis dan membaca berulang-ulang dengan tema yang berbeda-beda agar warga belajar tidak cepat bosan.
9. Membuat suasana dan kondisi pembelajaran menyenangkan sehingga WB bisa merasa nyaman.
Selama proses pembelajaran terjadi banyak perubahan kemampuan warga belajar. Beberapa ada yang mengalami perkembangan pesat dan ada juga yang masih terhambat. Kendala-kendala yang paling sering terjadi adalah kendala penglihatan yang sudah tidak normal karena faktor usia dan ingatan. Langkah-langkah yang diambil untuk menyeimbangkan perkembangan kemampuan belajar adalah sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi secara personal kepada para warga belajar yang masih mengalami kesulitan dalam menerima bahan ajar dikarenakan dua faktor diatas.
2. Meminjami alat bantu seadanya jika memungkinkan
3. Bahan ajar tematik yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran diperbanyak dan dibagikan dengan maksud agar bisa dipelajari sendiri oleh warga belajar di rumah masing-masing.
4. Warga belajar yang sudah mengalami perkembangan pesat dan dilihat sudah mampu membaca, menulis dan berhitung diberi kesempatan mengajari warga belajar yang belum bisa. Jadi, suasana yang tercipta bukanlah suasana belajar mengajar antara tutor dengan warga belajar, melainkan suasana diskusi dan belajar bersama antara tutor dengan warga belajar. Hal tersebut juga utnuk menghindari rasa minder karena beberapa warga belajar lebih nyaman bertanya pada sesama warga belajar daripada bertanya kepada tutor.
5. Memberikan pre-test yang soalnya dibuat berdasarkan buku Pedoman Tutor Pendidikan Keaksaraan Fungsional untuk mengetahui tingkat kemampuan warga belajar.
6. Dari hasil pre-test tersebut didapat data warga belajar yang belum mampu dan yang sudah mampu. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan memberikan pembelajaran privat kepada warga belajar yang dirasa masih kurang mampu. Tempat dan waktu pembelajaran privat diadakan di rumah warga belajar tersebut diluar jam pembelajaran kelompok belajar.

D. Tempat dan Waktu Pembelajaran
Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran PBA disesuaikan dengan kesepakatan warga belajar. Adapun jadwal kegiatan pembelajaran yang telah disepakati oleh kelompok kami adalah sebagai berikut :
NO NAMA KELOMPOK TUTOR TEMPAT WAKTU
1. MELATI NURYANTI Rumah
Bapak Sugeng Senin, Rabu, Sabtu
(18.30 – 20.00)

E. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran
1. Tahapan Penilaian dalam pendidikan keaksaraan
a. Penilaian sebelum proses pembelajaran
Kemampuan awal setiap WB pada saat masuk kelompok belajar tidaklah sama. Setiap WB mempunyai kemampuan awal yang berbeda-beda, dari yang belum mengenal aksara sama sekali sampai dengan yang sudah mengetahui keaksaraan dalam standar tertentu. Kemampuan awal setiap WB, baik pada ketrampilan CALISTUNG (membaca, menulis, menghitung) dasarnya maupun minat dan kebutuhan fungsionalnya dapat dinilai sejak pertama kali pembelajaran dimulai.
b. Penilaian selama proses pembelajaran
Selama proses pembelajaran, dapat dinilai perkembangan setiap warga belajar. Peningkatan kemampuan belajar sudah dapat terlihat setelah pembelajaran berlangsung selama dua minggu.
Peningkatan yang terjadi pada kemampuan warga belajar dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Warga belajar yang semula buta aksara murni, setelah 2 minggu pembelajaran sudah bisa menuliskan ke-26 Alphabet dengan lancar, dan warga belajar telah dapat merangkai kata dan membuat kalimat.
2. Dalam proses pembelajaran, warga belajar juga diajari bagaimana cara membuat aneka makanan.
3. Warga belajar dengan status SUKMA II mampu membaca dan menulis dengan baik dan lebih cepat.
c. Penilaian akhir pembelajaran
Setelah pembelajaran keaksaraan yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan 27 September – 18 Oktober 2009, kemampuan keaksaraan tiap WB mengalami kemajuan yang bervariasi. Dan untuk menciptakan standar kemampuan WB, ujian diadakan serentak dengan soal yang dibuat langsung oleh Dinas Pendidikan Nasional. Ujian dilaksanakan pada tanggal 19 – 24 Oktober 2009 dan diberikan tenggang waktu untuk dilakukannya remidi bagi WB yang belum memenuhi standar lulus evaluasi sampai tanggal 24 Oktober 2009.

F. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
a) Kondisi masyarakat yang mayoritas beragama Islam taat. Sehingga tercipta suasana aman, nyaman dan kondusif untuk mendukung pelaksanaan kegiatan program Tematik PBA.
b) Kerja sama yang baik yang terjalin antara warga, perangkat desa, termasuk dalam hal ini Kepala Desa dan ketua RT atau RW, dan Mahasiswa selaku tutor PBA itu sendiri.
c) Sudah tersedianya data calon warga belajar yang dimiliki UPTD Sukolilo untuk desa Sukolilo. Pendataan calon warga belajar yang dilakukan mahasiswa berdasarkan data tersebut. Dengan kuota, 1 mahasiswa diharapkan mampu mengentaskan 5 orang buta aksara.
d) Di dusun Ngawen yang merupakan dusun paling jauh, sekitar 3 km dari pusat desa dengan akses jalan yang berat, data warga belajar sudah ditangani oleh bapak Wiryo, selaku salah satu tutor yang dipilih oleh PLS untuk menangani Penuntasan Buta Aksara di dusun Ngawen.
e) Status keaksaraan warga belajar mayoritas DO 2 dan DO 3. Hal tersebut memudahkan dalam proses kegiatan pembelajaran karena mereka sudah mempunyai dasar keaksaraan. Warga belajar tersebut dibantu untuk mengingat penggunaan aksara dan cara berhitung yang sudah lama tidak mereka gunakan.
2. Faktor Penghambat
Adapun hambatan-hambatan pelaksanaan program Penuntasan Buta Aksara antara lain adalah :
a) Lokasi desa yang dikelilingi hutan jati, membuat akses jalan yang sangat berat. Kondisi jalan sirtu (pasir dan batu) yang sudah rusak menjadikan komunikasi dan interaksi dari desa menuju Kecamatan sedikit terhambat.
b) Tidak adanya penerangan sepanjang jalan dari desa ke kecamatan membuat kegiatan hamoir tidak mungkin dilaksanakan pada malam hari.
c) Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca, menulis, dan berhitung yang diselenggarakan melalui PBA
d) Dalam pendataan calon warga belajar dilakukan door to door, sebagian besar warga mengikuti status keaksaraannya masing-maisng. Walaupun nama mereka tercantum dalam nama yang diberikan ketua RT atau RW, calon warga mengaku tidak buta aksara dan menolak mengikuti pembelajaran. Calon warga belajar yang sudah terdata, beberapa menolak pembelajaran. Calon warga yang sudah terdata beberapa menolak kegiatan pembelajaran dikarenakan malu.
e) Warga belajar yang rata-rata berumur di atas 30 tahun mengalami gangguan penglihatan mata tua dan kesulitan mengingat dikarenakan sudah menginjak usia lanjut.
f) Mata pencaharian warga yang mayoritas petani menyulitkan dalam pembagian waktu pembelajaran
g) Setiap pembelajaran akan dimulai, warga belajar belum ada di tempat pembelajaran, sehingga tutor atau pengajar harus mengumumkan terlebih dahulu kepada warga belajar untuk segera datang ke tempat pembelajaran.
h) Terbatasnya alat transportasi yang tersedia menyulitkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

G. Upaya Mengatasi Hambatan
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain :
1. Melakukan pendekatan dengan warga melalui kunjungan ke rumah-rumah untuk bersilaturrahmi serta memberikan pengarahan dan pengertian akan pentingnya pendidikan.
2. Mengadakan kegiatan diluar PBA yang mampu mempererat hubungan dengan WB, seperti memberikan ketrampilan praktek membuat makanan, posyandu, mengajar di sekolah dasar, pengajian, kerja baik agar menarik perhatian ibu-ibu sehingga tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
3. Bantuan kepala desa, ketua RT atau RW sangat diperlukan untuk memberikan pengarahan kepada calon warga belajar untuk mengikuti kegiatan ini karena mengingat pentingnya pendidikan bagi warga.
4. Meminta bantuan warga sekitar dalam memperlancar kegiatan PBA ini semisal meminjam peralatan untuk praktek ketrampilan warga belajar.
5. Memberikan pengertian pada warga belajar bahwa waktu pembelajaran hanya sebentar, jadi diharapkan warga belajar datang lebih awal.
6. Faktor umur yang menjadi hambatan seperti gangguan penglihatan mata tua dan ingatan yang sudah lemah, diatasi dengan meminjami alat bantu penglihatan yang tersedia. Ingatan warga belajar yang sudah lemah diupayakan dengan mengulangi bahan ajar pertemuan sebelumnya pada awal kegiatan pembelajaran. Dan setelah itu baru melanjutkan ke bahan ajar yang selanjutnya.

BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan
Kegiatan Program Tematik PBA yang dilaksanakan di Desa Sukolilo dapat disimpulkan bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk penyelenggaraan kelompok belajar pada program pemberantasan buta aksara. Kegiatan pemberantasan buta aksara sudah lama dilaksanakan, tetapi masih ada banyak penyandang buta aksara. Salah satu penyebab utamanya adalah masih adanya masyarakat yang tidak mementingkan dan memperhatikan pendidikan, dan sebagian warga yang kurang memahami akan pentingnya manfaat dari kegiatan pembelajaran PBA untuk hari mendatang.

B. Rekomendasi
1. Bagi Desa Sukolilo :
a. Masyarakat Desa Sukolilo hendaknya lebih menyadari akan pentingnya pendidikan bagi kelangsungan masa depan putra-putri mereka.
b. Masyarakat Desa Sukolilo agar lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi segaa hal.
c. Masyarakat desa lebih meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa, termasuk program yang berhubungan dengan pendidikan dan keterampilan.
d. Lebih ditingkatkannya kerja sama antara masyarakat, dukuh, dan pemerintah desa dalam hal pembangunan dan kemajuan Desa Sukolilo.
e. Harap ada perbaikan jalan dan penambahan penerangan jalan supaya transportasi lancar sehingga bisa membantu perkembangan perekonomian warga.
2. Bagi Kecamatan Sukolilo
a. Semoga program PBA yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Terbuka dapat ditindaklanjuti demi tercapainya tujuan pengentasan buta aksara.
b. Adanya koordinasi antar instansi yang mengurusi penuntasan buta aksara sehingga tidak terjadi tumpang tindih program yang akhirnya mengakibatkan tumpang tindih anggaran pemberantasan buta aksara.
c. Kerja sama antara pemerintah desa dan pihak kecamatan lebih ditingkatkan.
3. Bagi Univesitas Terbuka (UT)
a. Pembekalan untuk mahasiswa sebaiknya dilaksanakan dan dipersiapkan dengan matang.
b. Sebaiknya UT mengadakan observasi langsung ke lokasi PBA sebelum melaksanakan penerjunan mahasiswa ke lokasi. Hal ini terkait dengan besarnya kuota mahasiswa per desa yang seharusnya juga diseimbangkan dengan jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah warga buta aksasra.

C. Kata Penutup
Laporan ini pada dasarnya berisi tentang pelaksanaan program penuntasan buta aksara sekaligus pedoman penyusunan bahan ajar tematik. Hal ini dimaksudkan sebagai panduan atau teknis bagi setiap mahasiswa peserta Tematik PBA yang akan menjadi tutor dalam Program Penuntasan Buta Aksara.
Oleh karena petunjuk teknis yang tercantum dalam laporan ini masih cukup global, maka setiap mahasiswa yang akan menjadi tutor dituntut untuk mampu mengembangkan dan memperkaya dengan kreatifitasnya sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat dan warga belajar, serta kebutuhan masing-masing kelompok belajar.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa yang akan mengikuti program Tematik Pemberantasan Buta Aksara sehingga dapat mengantarkan tercapainya tujuan utama Program Tematik PBA yakni untuk menuntaskan masyarakat buta aksara di Jawa Tengah.


















Lampiran : 1




DAFTAR KELOMPOK MAHASISWA
PESERTA PROGRAM TEMATIK PBA TAHUN 2009




Kecamatan : Sukolilo
Kabupaten / Kota : Pati


No. Desa / Kelurahan Nama NIM Fak. / Jurusan
1.



Sukolilo NURYANTI 819365337 FKIP - PGSD



Lampiran : 2



DAFTAR WARGA BELAJAR
MENGIKUTI PENDIDIKAN KEAKSARAAN TINGKAT DASAR




Nama Kelompok : Melati
Dusun : Ngawin
Desa / Kelurahan : Sukolilo
Kecamatan : Sukolilo
Kabupaten / Kota : Pati

No. Nama Jenis Kelamin (L/P) Tempat dan Tanggal Lahir Alamat (RT / RW) Status Keaksaraan Hasil Evaluasi
1. EKO L Pati, 19-03-79 01 / II DO.2 Lulus
2. RASKI P Pati, 27-09-75 01 / II DO.3 Lulus
3. RUDI L Pati, 02-10-78 01 / II DO.3 Lulus
4. SUTARMI P Pati, 30-06-80 01 / II DO.2 Lulus
5. WIJI P Pati, 14-11-69 01 / II Murni Lulus


Lampiran : 3



REKAPITULASI JUMLAH WARGA BELAJAR (WB)
LULUS EVALUASI PENDIDIKAN KEAKSARAAN TINGKAT DASAR



Desa : Sukolilo
Kecamatan : Sukolilo
Kabupaten / Kota : Pati


No. Dusun / RW Nama Kelompok Jumlah WB Terdata Jumlah WB yang Mengikuti Jumlah WB yang Lulus Evaluasi
1. Ngawen / II Melati 5 Orang 5 Orang 5 Orang




Lampiran :


REKAPITULASI NILAI UJIAN AKHIR WARGA BELAJAR (WB)
DARI SUKMA



No. Nama Nilai Ket.
Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis Berhitung
1. EKO 78 76 70 77 79 Lulus
2. RASKI 75 74 75 78 70 Lulus
3. RUDI 76 70 72 74 75 Lulus
4. SUTARMI 75 71 76 70 76 Lulus
5. WIJI 77 75 79 72 70 Lulus



Lampiran : 4


DAFTAR PRESENSI WARGA BELAJAR
DESA SUKOLILO KECAMATAN SUKOLILO
KABUPATEN PATI 2009




No. Nama PERTEMUAN
Senin
28 Sept 2009 Rabu
30 Sept 2009 Sabtu
3 Okt 2009 Senin
5 Okt 2009 Rabu
7 Okt 2009 Sabtu
10 Okt 2009 Senin
12 Okt 2009 Rabu
14 Okt 2009 Sabtu
17 Okt 2009 Senin
19 Okt 2009 Rabu
21 Okt 2009 Sabtu
24 Okt 2009
1. EKO
2. RASKI
3. RUDI
4. SUTARMI
5. WIJI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar